Minggu, 06 Mei 2012

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI TELEVISI ANALOG DAN DIGITAL TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI


BAB I
ISI



1.1  PEMBAHASAN

Ø  Definisi Televisi  Digital
Televisi digital (bahasa Inggris: Digital Television, DTV)atau penyiaran digital adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio dan data ke pesawat televisi. TV Digital bukan berarti pesawat televisinya yang digital, namun lebih kepada sinyal yang dikirimkan adalah sinyal digital atau mungkin yang lebih tepat adalah siaran digital (Digital Broadcasting). Televisi resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV), yaitu: standar televisi digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan surround-sound 5.1 Dolby Digital. TV digital memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas, dengan warna-warna matang, dan depth-of-field yang lebih luas daripada biasanya.

Ø  Definisi Televisi Analog
Televisi analog mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum Televisi digital dapat dimasukan ke analog. Sistem yang dipergunakan dalam televisi analog NTSC (national Television System Committee), PAL, dan SECAM. Kelebihan signal digital dibanding analog adalah ketahanannya terhadap gangguan (noise) dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) di penerima dengan kode koreksi error (error correction code ).



1.2  Perbedaan Tv Digital dan Tv Analog
Ø  Di Indonesia agar segera diluncurkan karena Pemerintah juga berpendapat bahwa teknologi televisi digital lebih efisien dalam penggunaan kanal frekuensi dibandingkan teknologi analog yang selama ini dipergunakan. Berdasarkan master plan televisi yang tengah disusun, pemerintah akan mengalokasikan 14 kanal frekuensi. 10 kanal frekuensi kini telah dialokasikan bagi televisi swasta yang telah beroperasi. Satu kanal untuk TVRI, satu kanal untuk televisi lokal, dan dua kanal untuk televisi digital. Walaupun televisi digital harus banyak melakukan adaptasi terhadap jangkauan yang telah dapat dicapai oleh televisi analog. Penerapan siaran TV digital sebagai pengganti TV analog pada pita UHF dilakukan secara bertahap sampai suatu batas waktu cut-off TV analog UHF yang ditetapkan (2015 di kota besar dan 2020 secara nasional).
Wilayah layanan TV digital penerimaan tetap free-to-air DVB-T sama dengan wilayah layanan TV analog UHF sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No. 76 Tahun 2003. Alokasi kanal frekuensi untuk layanan TV digital penerimaan tetap free-to-air DVB-T di Indonesia adalah pada band IV dan V UHF, yaitu kanal 28 – 45 (total 18 kanal) dengan lebar pita masing – masing kanal adalah 8 MHz. Namun, setiap wilayah layanan diberikan jatah hanya 6 kanal, karena 12 kanal lain digunakan di wilayah – wilayah layanan sekitarnya (pola reuse 3 grup kanal frekuensi). TV digital, katanya, memang menuntut keterlibatan banyak pihak, di antaranya perusahaan seluler, sedangkan pemerintah berfungsi untuk melindungi produk TV digital dan sebagai regulator.
Untuk menyusun strategi migrasi ke teknologi digital, pemerintah diusulkan membentuk Komisi Nasional Televisi yang beranggotakan departemen dan kalangan lembaga penyiaran. Pada 2004 diharapkan Komisi ini sudah terbentuk, sehingga sosialisasi dan uji coba televisi digital dapat dilakukan.

Ø  Perbedaan yang paling mendasar antara sistem penyiaran televisi analog dan digital terletak pada penerimaan gambar lewat pemancar. Pada sistem analog, semakin jauh dari stasiun pemancar televisi, sinyal akan melemah dan penerimaan gambar menjadi buruk dan berbayang. Sedangkan pada sistem digital, siaran gambar yang jernih akan dapat dinikmati sampai pada titik dimana sinyal tidak dapat diterima lagi.
Perbedaan TV Digital dan TV Analog hanyalah perbedaan pada sistim tranmisi pancarannya, kebanyakan TV di Indonesia, masih menggunakan sistim analog dengan cara memodulasikannya langsung pada Frekwensi Carrier, Sedangkan pada Pada sistim digital, data gambar atau suara dikodekan dalam mode digital (diskret) baru di pancarkan.
Orang awam pun dapat membedakan dengan mudah, jika TV analog signalnya lemah (semisal problem pada antena) maka gambar yang diterima akan banyak ‘semut’ tetapi jika TV Digital yang terjadi adalah bukan ‘semut’ melainkan gambar yang lengket seperti kalau kita menonton VCD yang rusak. Kualitas Digital jadi lebih bagus, karena dengan Format digital banyak hal dipermudah.
Siaran TV Satelit Dulu memakai Analog. Sekarang sudah banyak yang digital. Tidak semua TV satelit memakai sistim Digital. Di beberapa satelit Arab banyak yang memakai mode analog. Sebenarnya untuk menerima siaran digital untuk TV yang analog tidaklah terlalu mahal. Receiver ini hanya tinggal pasang antena dan kemudian AV nya colokkan ke TV. Untuk siaran TV satelit namanya DVB-S (Digital Video Broadcasting – Satelite). Sedangkan untuk di daratan namanya DVB-T(Digital Video Broadcasting – Terresterial)
Jika anda melihat Indosiar atau Metro TV atau RCTI melalui satelit anda bisa melihat siaran TV Digital. Tidak Harus plasma, Tidak harus HD, karena stasiun TV Nasional masih memakai SDTV meskipun mereka memancarkan secara digital lewat satelit Dengan memakai TV 14 inchi yang paling murahpun anda bisa menonton TV digital. Sedangkan jika anda membeli TV LCD, hampir semua bisa menerima signal Digital tanpa alat tambahan karena sudah dilengkapi dengan receiver digital.



1.3  Prospek Penyiaran Televisi Indonesia

Ø  Pemerintah Indonesia telah menentukan migrasi sistem penyiaran terrestrial dari analog ke digital, melalui Peraturan Menteri Komunikasi dan Infomatika RI Nomor 07/P/M.Kominfo/3/2007 tertanggal 21 Maret 2007 Tentang Standar Penyiaran Digital Terrestrial untuk Televisi Tidak Bergerak di Indonesia, ditetapkan standar penyiaran digital terrestrial untuk televisi tidak bergerak di Indonesia yaitu Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T). Tatkala pemerintah memutuskan standar penyiaran digital DVB-T berlaku di Indonesia, ini berarti kita sudah masuk dalam sebuah mazhab sistem penyiaran digital Eropa, dan tidak ikut mazhab Amerika Serikat ATSC (Advanced Television Systems Committee). Keputusan ini mempunyai implikasi ekonomi-politik dan bisnis penyiaran Indonesia masuk ke dalam pasar global penyiaran, baik dari segi piranti atau peralatan teknologi penyiaran maupun program isi siaran.

Ø  Sistem penyiaran TV digital DVB dikembangkan berdasarkan latar belakang pentingnya sistem penyiaran yang bersifat terbuka (open system) yang ditunjang oleh kemampuan interoperability, fleksibilitas dan aspek komersial. Sebagai suatu open system, maka standar DVB dapat dimanfaatkan oleh para vendor untuk mengembangkan berbagai layanan inovatif dan jasa nilai tambah yang saling kompatibel dengan perangkat DVB dari vendor lain.Selain itu, standar DVB memungkinkan terjadinya cross-medium interoperability yang memungkinkan berbagai media delivery yang berbeda dapat saling berinteroperasi. Salah satu aspek dari interoperability adalah bahwa semua perangkat yang DVB-compliant dari vendor yang berbeda dapat dengan mudah saling terhubung dalam satu mata rantai penyiaran.

Ø  Perubahan teknologi penyiaran harus kita bayar mahal. Migrasi dari analog ke digital membutuhkan biaya besar, baik bagi para operator untuk memperoleh dan membangun infrastruktur penyiaran yang baru (peralatan transmisi, studio, cara pembuatan program baru), dan konsumen (membeli pesawat televisi baru dan set-top boks).

Ø  Dilihat dari sisi corporation interests, tentu saja perubahan ke digitalisasi penyiaran akan menjadi bisnis besar karena permintaan hardware penyiaran yang begitu tinggi. Dilihat dari sisi consumers interests, bagi mereka yang berpenghasilan besar tentu saja m­ereka mampu membeli perubahan teknologi ini karena mereka akan memperoleh kenikmatan dan kenyamanan baru. Namun bagi konsumen kecil, perubahan teknologi penyiaran harus mereka bayar mahal, terutama dikaitkan dengan penggantian pesawat televisi dan pembelian set-top boks. Meski pesawat televisi lama masih mampu menangkap sistem digital, namun berangsur-angsur mereka akan terpaksa membeli pesawat penerima televisi yang baru bila akan memperoleh kualitas siaran yang prima.

Ø  Transisi dari pesawat televisi analog menjadi pesawat televisi digital membutuhkan penggantian perangkat pemancar televisi dan penerima siaran televisi. Agar dapat menerima penyiaran digital, diperlukan pesawat TV digital. Namun, jika ingin tetap menggunakan pesawat televisi analog, penyiaran digital dapat ditangkap dengan alat tambahan yang disebut kotak konverter (Set Top Box).

Ø  Proses transisi yang berjalan secara perlahan dapat meminimalkan risiko kerugian terutama yang dihadapi oleh operator televisi dan masyarakat. Resiko tersebut antara lain berupa informasi mengenai program siaran dan perangkat tambahan yang harus dipasang tersebut. Sebelum masyarakat mampu mengganti televisi analognya menjadi televisi digital, masyarakat menerima siaran analog dari pemancar televisi yang menyiarkan siaran televisi digital.

1.4  Dampak Yang Ditimbulkan Siaran Tv Digital Indonesia

Ø  Dampak Positif    :
·         Kualitas gambar yang lebih halus dan tajam,

·          Pengurangan terhadap efek noise,

·          Kemudahan untuk recovery pada penerima dengan error correction code, serta

·          mengurangi efek dopler jika menerima siaran tv dalam kondisi bergerak (misalnya di mobil, bus, maupun kereta api).

·         Selain itu sinyal digital dapat menampung program siaran dalam satu paket, dikarenakan pemakaian bandwidth pada tv digital tidak sebesar tv analog.

·         Bagaimanapun pada era penyiaran digital telah terjadi konvergensi antarteknologi penyiaran (broadcasting), teknologi komunikasi (telepon), dan teknologi internet (IT). Dalam era penyiaran digital, ketiga teknologi tersebut sudah menyatu dalam satu media transmisi. Dengan demikian akses masyarakat untuk memperoleh ataupun menyampaikan informasi menjadi semakin mudah dan terbuka

·         Terjadinya migrasi dari era penyiaran analog menuju era penyiaran digital, yang memiliki konsekuensi tersedianya saluran siaran yang lebih banyak, akan membuka peluang lebih luas bagi para pelaku penyiaran dalam menjalankan fungsinya dan dapat memberikan peluang lebih banyak bagi masyarakat luas untuk terlibat dalam industri penyiaran ini.

·         Momentum penyiaran digital dapat membuka peluang yang lebih banyak bagi masyarakat dalam meningkatkan kemampuan ekonominya. Peluang usaha di bidang rumah produksi, pembuatan aplikasi-aplikasi audio, video dan multimedia, industri senetron, film, hiburan, komedi dan sejenisnya menjadi potensi baru untuk menghidupkan ekonomi masyarakat.





                                     
Ø  Dampak Negatif  :
·         Regulasi bidang penyiaran yang harus diperbaiki,

·         Standardisasi yang harus segera ditentukan baik untuk perangkat dan teknologi yang akan digunakan,

·          Industri pendukung yang harus segera disiapkan baik perangkat maupun kontennya.

·          Jika kanal TV digital ini diberikan secara sembarangan kepada pendatang baru, selain penyelenggara TV siaran digital terrestrial harus membangun sendiri infrastruktur dari nol, maka kesempatan bagi penyelenggara TV analog eksisting seperti TVRI, 5 TV swasta eksisting dan 5 penyelenggara TV baru untuk berubah menjadi TV digital di kemudian hari akan tertutup karena kanal frekuensinya sudah habis.

·         Mahalnya perangkat transmisi dan operasional broadcast berbasis tehnologi digital merupakan persoalan tersendiri bagi kemampuan industri televisi di Indonesia. Bagaimanapun untuk bisa menyiarkan program secara digital, perangkat pemancar memang harus diganti dengan perangkat baru yang memiliki sistem modulasi frekuensi secara digital. Untuk mem-back up operasional sehari-hari saja dengan tingkat persaingan antar sesama radio dan televisi swasta nasional saja sudah sangat berat, apalagi untuk harus mengalokasikan sekian persen pemasukan iklan untuk digunakan bagi digitalisasi. Selain itu, dalam masa transisi, stasiun televisi harus siaran multicast atau operasional di dua saluran secara paralel: analog dan digital, karena tetap memberi kesempatan pada masyarakat yang belum dapat membeli televisi digital.

·         Perlunya pesawat TV baru atau paling tidak kita perlu membeli TV Tuner baru yang harganya bisa dibilang cukup mahal. Hal tersebut akan menimbulkan dampak yang besar, mengingat hampir seluruh komponen pertelevisian di Indonesia masih menggunakan komponen analog, sehingga kemajuan tekhnologi televisi digital ini dapat mematikan usaha-usaha kecil yang selama ini telah ada. Karenanya hal ini mewajibkan Pemerintah untuk mensosialisasikan lebih rinci kepada masyarakat



BAB II
PENUTUP




2.1 KESIMPULAN
     
Jadi dapat disimpulkan bahwa perubahan Era Televisi Analog menjadi Televisi Digital menimbulkan Pro dan Kontra dari Masyarakat Indonesia. Dari yang mendukung Digital, Masyarakat Indonesia menyetujui Tv Digital, Karena Masyarakat dapat  mengakses Informasi dengan sangat mudah. Tetapi sebaliknya dari Pihak yang tidak mendukung Digital,  Masyarakat Indonesia memiliki masalah pada Infrastruktur, karena Penggunaan Tv Digital ini, membutuhkan biaya yang cukup besar. 



2.2 SARAN
     
Diharapkan Masyarakat Indonesia dapat menggunakan Teknologi sesuai dengan Kebutuhan, dan Teliti akan menggunakan suatu Teknologi di masa depan.





















DAFTAR PUSTAKA

Smeaton A.F Murphy, Mc Donald. K.2001.The Fischlar Digital Video System: A Digital Library Of Broadcat TV Progameees. Digital Library

NAMA : M. RAMADHANI
NIM : 153100112

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

Senin, 23 Mei 2011

12 Aturan Dasar Fotografi

Hai sobat fotografer, sekarang adetective akan membagikan kembali tips seputar fotografi. kali ini kita akan membahas aturan dasar fotografi, jelas ini sangat penting mengingat tidak mudah untuk mengambil foto pada momen-momen tertentu.

Beberapa kali mencoba memotret di luar ruangan dengan cuaca yang sering berubah kadang-kadang bikin kita ilfil, tapi kalau boleh berandai-andai apa yang terjadi seandainya teknologi mutakhir yang sangat memanjakan anda tiba-tiba kacau?
tentu anda akan kembali bertumpu kepada pengetahuan dasar rekayasa agar tetap bisa bekerja dengan alat dan cara yang benar


Photobucket
Demikian pula halnya fotografi digital yang bertumpu kepada beberapa rumus saat memakai teknologi kamera SLR film. Ingin tahu apa yang bisa bekerja pada kamera film namun bisa diterapkan pada kamera digital?

  1. Cerah, gunakan rumus 16; dasar eksposur untuk beberapa pengambilan gambar pada hari yang cerah adalah f/16 pada ISO tertentu, biasanya f/6 pada kecepatan rana 1/100 dipakai ISO/ASA 100, dari sini anda bisa atur untuk f/22 pada pemotretan di pantai ( atau gurun) dan f/11 untuk siang yang mendung.
  2. Malam gunakan rumus 11, 8, 5.6; ada beberapa aturan yang berbeda saat memotret saat ada malam hari, umumnya f/11 pada ISO terset saat bulan purnama. Pada bulan separuh gunakan kecepatan shutter f/8 dan saat bulan seperempat gunakan f/5.6.
  3. Rumus kamera goyang; kecepatan shutter paling lambat saat anda memegang kamera biasanya adalah lebih dari seper dari panjang fokal yang anda gunakan, missal bila anda memakai lensa 50mm, bidik dengan 1/60 detik atau lebih cepat. Kurang cahaya? Gunakan lampu kilat, tripod, penyangga apapun agar kamera tetap berdiri tegak. Bila shutter lambat, kamera akan cenderung goyang yang artinya anda akan mempoeroleh hasil gambar yang kurang tajam atau bahkan blur.
  4. Anatomi Gray card; Metering dari 18 persen dari gray card netral (neutral gray card) adalah cara yang baik untuk mendapatkan nilai midtone yang akan memberi anda berbagai eksposure dari scene yang berbeda. lantas gimana kalau kelupaan bawa Gray card? cukup buka lebar tangan anda menghadap asal sinar, biarkan terbaca buka satu stop dan potretlah, tentu beberapa warna kulit yang berbeda akan menghasilkan nilai f-stop yang berbeda.
  5. Depth of field atau DOF; ketika memfokuskan kepada subyek yang dalam, fokuskan pada sebuah titik kurang lebih sepertiga untuk memaksimalkan DOF. Karena daerah DOF (DOF zone) berada dibelakang dari titik lebih kurang tiga kali lebih dalam dari daerah DOF (DOF zone) didepannya. Ini akan berjalan baik untuk semua aperture dan panjang fokal, tetapi pada aperture yang lebih kecil dan panjang fokal yang pendek serta jarak potret yang lebih jauh akan memperbesar daerah DOF-nya.
  6. Rumus Cetak Digital; cara menghitung besar cetakan foto digital dengan memakai kamera digital, anda cukup sisi vertical dan horizontal pixel dengan angka 200, untuk gambar yang lebih tajam seperti catalog atau kualitas cetak untuk pameran, bagi bilangan pixel tersebut dengan 250. kalau ingin tahu tentang ukuran cetak klik saja link ini
  7. Rumus exposure; ada anjuran kuno “ekspos pada sisi terang, maka sisi (gelap) bayangan akan menyesuaikan”, hal ini bisa berjalan pada slide film maupun digital, namun pada negative fil terutama yang berwarna lebih baik anda over-eksposkan 1 stop.
  8. Rumus tentang lampu kilat (flashlight / blitz ); saaat memakai unit lampu flash otomatis yang tidak mempunyai rasio / perbandingan auto flash-fill, set ISO-nya flash pada dua kali ISO yang anda pakai, ukur meter, pilih sebuah f-stop kemudian set aperture autoflash pada f-stop yang sama dan bidik. Hasil rasionya 2:1 flash-fill akan menghasilkan bayangan satu stop lebih gelap dari subyek utama.
  9. Rumus Jarak lampu kilat (flashlight / blitz ); ingin tahu seberapa banyak jarak ekstra lampu flash pada ISO yang lebih cepat? rumusnya adalah: lipat dua kali jarak, empat kalinya kecepatan. Sebagai contah kalau lampu flash anda bekerja baik pada jarak 6 meter pada ISO 100 (baik pada kamera film maupun kamera digital), maka lampu flash akan mampu bekerja dengan baik pada 12 meter pada ISO 400.
  10. Rumus resolusi Megapixel; untuk melipatgandakan resolusi dalam digital kamera anda, anda harus mengkalikan empat bukan dua, mengapa? Karena angka pixel pada sisi vertical dan horizontal harus dilipat-duakan menjadi lipat dua dari sensor gambar.
  11. Rumus action-stopping; untuk memperoleh action-stop frame yang tegak lurus dengan dengan sumbu lensa, anda membutuhkan shutter speeds 2 stop lebih cepat dari action moving yang melaju mendekat atau menjauh dari anda. Untuk action-moving pada sudut 45 derajat dari sumbu lensa anda bisa memakai cukup satu stop lebih lambat. Misalkan: jika ada orang berlari menuju anda dengan kecepatan moderat yang biasanya dapat dihentikan pada 1/125 detik, maka anda membutuhkan shutter speed 1/500 detik untuk subyek yang melintas menjauh atau mendekat dri lensa dan shutter speed 1/250detik bila dia berlari pada arah miring 45 derajat.
  12. Rumus matahari terbenam; untuk mendapatkan gambar sunset terekspos, ukurlah (metering) langsung keatas matahari (jangan langsung ke matahari). Jika anda ingin gambar pemandangan ini tampak diambil setengah jam kemudian, tinggal kurangi satu exposure compensation-nya.
Photobucket

Sekilas Tentang Komposisi dalam Fotografi

Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam
gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, shape, form, warna, terang dan gelap.
Cara anda menata komposisi dalam jendela bidik akan diinterprestasikan kemudian
setelah foto anda tersebut dicetak. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah
menghasilkan visual impact- sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang
anda inginkan untuk berekspresi dalam foto anda. Dengan demikian anda perlu menata
sedemikian rupa agar tujuan anda tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan
statis dan diam atau sesuatumengejutkan, beda, eksentrik. Dalam komposisi klasik
selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian. Hal ini terjadi
karena penataan posisi, subordinasi, kontras cahaya atau intensitas subjek dibandingkan
sekitarnya atau pengaturan sedemikian rupa yang membentuk arah yang membawa perhatian
pengamat pada satu titik.



Secara keseluruhan, komposisi klasik yang baik memiliki proporsi yang menyenangkan.
Ada keseimbangan antara gelap dan terang, antara bentuk padat dan ruang terbuka
atau warna-warna cerah dengan warna-warna redup. Pada kesempatan-kesempatan tertentu,
bila dibutuhkan mungkin anda akan membutuhkan komposisi anda seluruhnya simetris.
Seringkali gambar yang anda buat lebih dinamis dan secara visual lebih menarik
bila anda menempatkan subjek ditengah. Anda harus menghindari sebuah garis pembagi
biarpun itu vertikal.


Untuk menghindari sebuah gambar yang dinamis diperlukan juga kehadiran irama.
Irama ini terjadi karena adanya pengulangan berkali-kali sebuah objek yang berukuran
kecil. Kehadiran irama dalam gambar mengesankan adanya suatu gerakan.



  • Garis

    Fotografer yang baik kerap menggunakan garis pada karya-karya mereka untuk membawa
    perhatian pengamat pada subjek utama. Garis juga dapat menimbulkan kesan kedalaman
    dan memperlihatkan gerak pada gambar. Ketika garis-garis itu sendiri digunakan
    sebagai subjek, yang terjadi adalah gambar-gambar menjadi menarik perhatian. Tidak
    penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar
    dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.


  • Shape

    Salah satu formula paling sederhana yang dapat membuat sebuah foto menarik perhatian
    adalah dengan memberi prioritas pada sebuah elemen visual. Shape adalah salah
    satunya. Kita umumnya menganggap shape sebagai outline yang tercipta karena sebuah
    shape terbentuk, pada intinya, subjek foto, gambar dianggap memiliki kekuatan
    visual dan kualitas abstrak. Untuk membuat shape menonjol, anda harus mampu memisahkan
    shape tersebut dari lingkungan sekitarnya atau dari latar belakang yang terlalu
    ramai. Untuk membuat kontras kuat antara shape dan sekitarnya yang membentuk shape
    tersebut. Kontras ini dapat terjadi sebagai akibat dari perbedaan gelap terang
    atau perbedaan warna.

    Sebuah shape tentu saja tidak berdiri sendiri. Ketika masuk kedalam sebuah pemandangan
    yang berisi dua atau lebih shape yang sama, kita juga dapat meng-crop salah satu
    shape untuk memperkuat kualitas gambar.


  • Form

    Ketika shape sendiri dapat mengindentifikasikan objek, masih diperlukan form
    untuk memberi kesan padat dan tiga dimensi. Hal ini merupakan faktor penting untuk
    menciptakan kesan kedalaman dan realitas. Kualitas ini tercipta dari bentukan
    cahaya dan tone yang kemudian membentuk garis-garis dari sebuah objek. Faktor
    penting yang menentukan bagaimana form terbentuk adalah arah dan kualitas cahaya
    yang mengenai objek tersebut.



  • Tekstur

    Sebuah foto dengan gambar teksur yang menonjol dapat merupakan sebuah bentuk
    kreatif dari shape atau pattern. Jika memadai, tekstur akan memberikan realisme
    pada foto, membawa kedalaman dan kesan tiga dimensi ke subyek anda.

    Tekstur dapat terlihat jelas pada dua sisi yang berbeda. Ada tekstur yang dapat
    ditemukan bila kita mendekatkan diri pada subyek untuk memperbesar apa yang kita
    lihat, misalnya bila kita ingin memotret tekstur permukaan sehelai daun. Ada pula
    saat dimana kita harus mundur karena subyek yang kita tuju adalah pemandangan
    yang sangat luas. Tekstur juga muncul ketika cahaya menerpa sebuah permukaan dengan
    sudut rendah, membentuk bayangan yang sama dalam area tertentu.

    Memotret tekstur dianggap berhasil bila pemotret dapat mengkomunikasikan sedemikian
    rupa sehingga pengamat foto seolah dapat merasakan permukaan tersebut bila menyentuhnya.
    Sama seperti pattern, tekstur paling baik ditampilkan dengan beberapa variasi
    dan nampak melebar hingga keluar batas gambar.


  • Patterns

    Pattern yang berupa pengulangan shape, garis dan warna adalah elemen visual lainnya
    yang dapat menjadi unsur penarik perhatian utama. Keberadaan pengulangan itu menimbulkan
    kesan ritmik dan harmoni dalam gambar. Tapi, terlalu banyak keseragaman akan mengakibatkan
    gambar menjadi membosankan. Rahasia penggunaan pattern adalah menemukan variasi
    yang mampu menangkap perhatian pemerhati.

    Pattern biasanya paling baik diungkapkan dengan merata. Walaupun pencahayaan
    dan sudut bidikan kamera membuat sebuah gambar cenderung kurang kesan kedalamannya
    dan memungkinkan sesuatu yang berulangkali menjadi menonjol.

Dengan mempelajari prinsip-prinsip komposisi di atas, berikut ini adalah beberapa
jenis yang dapat anda gunakan :



  • Rule of thirds

    Bayangkan ada garis-garis panduan yang membentuk sembilan buah empat persegi
    panjang yang sama besar pada sebuah gambar. Elemen-elemen gambar yang muncul di
    sudut-sudut persegi panjang pusat akan mendapat daya tarik maksimum.



  • Format : Horizon atau Vertikal

    Proporsi empat persegi panjang pada viewinder memungkinkan kita untuk melakukan
    pemotretan dalam format landscape/horizontal atau vertikal/portrait. Perbedaan
    pengambilan format dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir. Lihatlah
    pada jendela bidik secara horizontal maupun vertikal dan tentukan keputusan kreatif
    untuk hasil terbaik.


  • Keep it simple

    Dalam beberapa keadaan, pilihan terbaik adalah keep it simple. Sangat sulit bagi
    orang yang melihat sebuah foto apabila terlalu banyak titik yang menarik perhatian.
    Umumnya makin �ramai� sebuah gambar, makin kurang menarik gambar itu. Cobalah
    berkonsentrasi pada satu titik perhatian dan maksimalkan daya tariknya.


  • Picture scale

    Sebuah gambar yang nampak biasa namun menjadi menarik karena ada sebuah titik
    kecil yang menarik perhatian. Dengan pemotretan landscape atau monument, kembangkan
    daya tarik pemotretan dengan menambahkan obyek yang diketahui besarnya sebagai
    titik perhatian untuk memberikan kesan perbandingan skala.


  • Horizons

    Merubah keseimbangan langit dan tanah dapat mengubah pemandangan gambar secara
    radikal. Bila gambar hampir dipenuhi oleh langit akan memberikan kesan polos terbuka
    dan lebar tapi bila langit hanya disisakan sedikit di bagian atas gambar, akan
    timbul kesan penuh.



  • Leading lines

    Garis yang membawa mata orang yang melihat foto ke dalam gambar atau melintas
    gambar. Umumnya garis-garis ini berbentuk :

    Garis-garis yang terlihat secara fisik misalnya marka jalan atau tidak terlihat
    secara langsung misalnya bayangan, refleksi.


  • Be different

    Barangkali ada bidikan-bidikan lain yang dapat diambil selain pendekatan dari
    depan dan memotret paralel ke tanah. Bergerak mendekat dari yang diduga seringkali
    menghasilkan efek yang menarik.


  • Colour

    Membuat bagian dari gambar menonjol dari background. Cara utama untuk memperoleh
    hal ini adalah memperoleh subyek yang warna atau nadanya berbeda secara radikal
    dengan background.


  • Framing

    Bila subyek secara khusus mempunyai bentuk yang kuat, penuh frame dengan subyek.
    Baik itu dengan cara menggunakan lensa dengan fokus lebih panjang atau bergerak
    mendekati subyek.


  • Shooting position


    Ketika kita merasa jenuh dengan komposisi yang itu-itu saja, cobalah meurbah
    sudut pandang sepenuhnya. Misalnya posisi duduk ke posisi berdiri atau pengambilan
    bidikan dari atas atau bawah dari subyek.


  • Number of subject

    Pemotretan dengan banyak subyek yang relatif seragam, kurang menarik dari pandangan
    komposisi. Temukanlah salah satu subyek yang �berbeda� diantara sekian banyak
    subyek tersebut. Berbeda diartikan berbeda gerakan, bentuk dan warna.